Menurutnya Pemerintah Daerah setempat harus menyiapkan fasilitas angkutan umum dari kawasan perumahan dan pemukiman melewati ke stasiun. Aksesibilitas dan kelanjutan perjalanan hingga mendekati perumahan dan pemukiman akan menjadi kunci keberhasilan penumpang kereta cepat.
"Kalau dari Tegaluar itu jauh, itu urusan Pemda, Pemda tidak berbuat apa-apa, mestinya Pemda membuat feeder. Iya tidak ada akses transportasi lanjutannya untuk ke Bandung Kota, Pemda tidak mau berbuat, itu (Tegaluar) masih dipinggiran," sambungnya.
Sedangkan jika dibandingkan dengan moda transportasi Kereta Api, harga tiket KCJB masih kalah murah dengan Kereta lainnya. Mengingat PT KAI juga mempunyai KA Argo Parahyangan yang tiketnya dibanderol Rp150 ribu, relasi Gambir - Bandung. Bahkan ada yang lebih murah lagi, KA Cikuray relasi Pasar Senen - Garut yang juga melewati Bandung dan memiliki harga lebih ekonomis yaitu Rp45 ribu.
"Kalau untuk masyarakat kan masih ada KA Parahyangan masih ada, KA Serayu masih ada, kan pilihannya masih ada yang lain, yang lebih murah," sambungnya.
Belum lagi, kota Bandung juga sudah banyak dihimpit oleh ruas tol, dari sisi Utara Bandung bisa diakses dengan mudah dengan kehadiran tol Baru Cisumdawu (Cileunyi - Sumedang - Dawuan) yang belum lama diresmikan. Pengendara bisa meneruskan dari Tol Cipali (Cikopo - Palimanan) ke Tol Cisumdawu dan melanjutkan ke tol Padaleunyi.