sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengapa Data Disebut Sebagai New Oil? Bernilai dan Berisiko, Ini Penjelasannya

Economics editor Nadya Kurnia
01/12/2023 17:45 WIB
'Data is the new oil' pertama kali diucapkan oleh Clive Humby, mengacu pada pengolahan dan pemanfaatan data sebagai aset bernilai seperti minyak bumi.
Mengapa Data Disebut Sebagai New Oil? Bernilai dan Berisiko, Ini Penjelasannya. (Foto: MNC Media)
Mengapa Data Disebut Sebagai New Oil? Bernilai dan Berisiko, Ini Penjelasannya. (Foto: MNC Media)

Dikutip dari Forbes, banyak temuan teknologi terbaru yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, berlandaskan pemanfaatan data yang benar.

Contohnya, penelitian yang dilakoni Harvard Medical School yang pada akhirnya berhasil menggabungkan sistem AI dan data temuan para dokter untuk membangun sistem yang mampu mendeteksi kanker payudara dengan tingkat akurasi mencapai 99,5%. 

Sama-sama Berisiko 

Data dan minyak bumi tidak hanya menggerakkan perputaran ekonomi yang lebih cepat dan membuka peluang-peluang baru, keduanya sama-sama memiliki risiko, terlebih jika pemanfaatannya mulai disalahgunakan, dan menggunakan cara yang salah. 

Konsumsi minyak bumi—sebagai bahan bakar—yang berlebih, risikonya dapat kita saksikan saat ini. Yakni produksi kendaraan bermotor yang melonjak tanpa rem, dan pada akhirnya menimbulkan polusi udara. 

Belum lagi risiko-risiko geopolitik yang timbul di negara-negara penghasil minyak bumi. Seperti yang pernah terjadi pada suku asli Amerika, Osage, yang dieksploitasi dan dimanipulasi oleh para pendatang yang serakah. 

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement