Menurutnya, di sini perhitungan alokasi BBM jenis solar untuk berbagai daerah dan juga untuk berbagai keperluan perlu direvisi. Selain itu, kata dia, perlu juga adanya relaksasi distribusi solar bersubsidi di seluruh Indonesia.
Menjawab pertanyaan di awal, bagaimana dampaknya pada sektor pertanian? Pengamat Pertanian dari IPB itu terus terang bahwa BBM solar bersubsidi sangat penting untuk pertanian. Sehingga jika terjadi kelangkaan maka akan berimbas pada produktvitas petani.
Misalnya, di kegiatan produksi, penanganan dan penyimpanan pasca panen, pengolahan, lalu kemudian juga distribusi logistik, semua proses itu membutuhkan bahan bakar solar.
Sebagai contoh di sektor produksi, saat ini para petani banyak yang menunggu panen. Kemudian banyak sawah yang sekarang ini diakhiri dari pompa air. Jika solarnya sulit didapatkan maka pengairan akan terhambat. Lalu, jika pengairan terhambat maka akan terjadi food loss.
Lanjut dipaparkan Arief, contoh lain juga saat pasca panen. Misalnya petani nanam jagung ataupun padi, seringkali petani membutuhkan alat pengering supaya kadar laktosanya itu rendah. Karena jika kadar laktosanya tinggi, maka komoditas yang dihasilkan jadi tidak sehat. Maka dari itu, jika tidak ada solar, alat pengering tidak bisa berfungsi dengan sangat baik.