“Terkait hal itu, saya mendorong agar PTNP lain dan Badan Otorita juga mengambil inspirasi dari STP Bandung untuk mengajukan tempatnya sebagai sentra vaksinasi. Selain itu, di Gunung Kidul juga terdapat destinasi wisata yang digunakan sebagai sentra vaksinasi, ini merupakan langkah yang cerdas untuk membantu percepatan program vaksinasi,” ujarnya.
Menparekraf mengatakan langkah kedua adalah perluasan testing, tracing, dan treatment. Dan ketiga, yaitu penerapan protokol kesehatan yang terus dijalankan secara ketat dan disiplin, tentunya didukung dengan program sertifikasi CHSE yang telah diluncurkan oleh Kemenparekraf.
Di samping itu, Kemenparekraf juga sedang berupaya mempercepat proses pendistribusian dana hibah pariwisata yang dianggarkan sebesar Rp3,7 triliun. Dana hibah ini masih dalam tahap proses dan harapannya bisa segera dirampungkan. Kemudian, ada Bantuan Insentif Pemerintah (BIP) 2021, yang dianggarkan kurang lebih Rp60 miliar. Saat ini program BIP masih dalam tahap seleksi dan kurasi. Selanjutnya, ada Bantuan Pemerintah Khusus (Banpersus) yang sekarang masih dalam tahap pengusulan.
“Kami terus berupaya agar dana tersebut bisa dialokasikan dengan tepat sasaran, tepat manfaat, dan berkeadilan, serta menyentuh mayarakat yang membutuhkan,” katanya.
Selain itu, Kemenparekraf juga terus memberikan pelatihan dan pendampingan secara digital bagi pelaku parekraf, agar dapat menghasilkan produk-profuk kreatif walaupun di rumah saja.