IDXChannel - Pemerintah telah merumuskan peta jalan menuju netral karbon di tahun 2060 sesuai Strategi Jangka Panjang untuk Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim (Long-Term Strategy for Low Carbon and Climate Resilence/LTS-LCCR).
Roadmap ini juga mencakup upaya yang diperlukan dari sisi permintaan untuk mendukung transisi energi, seperti penggunaan kompor listrik, lampu LED dan gas kota.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memaparkan, selama periode tahun 2021 hingga 2025, persiapan kerangka regulasi akan dilakukan termasuk pemberlakuan regulasi dan undang-undang tentang EBT, pensiun dini pembangkit berbasis batubara, Co-firing PLTU, serta konversi diesel ke gas dan EBT.
"Pada tahun 2025, pangsa energi terbarukan sebesar 23% akan tercapai dan didominasi oleh Solar PV," ujarnya dalam rangkaian agenda Conference of Parties (COP) ke-26 di Paviliun Indonesia, Glasgow, UK, dikutip Selasa (2/11/2021).
Arifin menegaskan, dari tahun 2026 hingga 2030, tidak akan ada tambahan kapasitas PLTU karena kapasitas hanya dari yang sudah berkontrak atau sedang dibangun. Solar PV dan kendaraan listrik akan dikembangkan secara masif, ditargetkan untuk mendukung 2 juta roda dua dan 13 juta roda empat. Nationally Determined Controbution (NDC) Indonesia dapat dicapai dengan pengurangan emisi 314 juta ton CO2 pada tahun 2030.
"Kami akan memulai tahap pertama penghentian PLTU dan mengurangi penggunaan diesel mulai tahun 2031. Pembangkit energi surya, hidro, dan panas bumi akan mendominasi 57% energi terbarukan pada tahun 2035," jelasnya.
Selanjutnya, pada 2036-2040 akan menjadi tahap kedua penghentian PLTU termasuk subcritical, critical dan sebagian supercritical, sedangkan EBT akan meningkat sebesar 66% didominasi oleh pembangkit surya, hidro, dan bioenergi. Penjualan kendaraan roda dua konvensional juga akan berkurang.
Dari 2041 hingga 2045, pembangkit arus laut skala besar dan pembangkit nuklir pertama mulai Commercial Operation Date (COD). Peningkatan pemanfaatan terbarukan sebesar 93% akan didominasi oleh pembangkit surya, hidro, dan bioenergi. Penjualan kendaraan roda empat konvensional juga akan berkurang.
Terakhir, selama 2051 hingga 2060 akan menjadi periode terakhir untuk PLTU yang sudah pensiun dan hidrogen untuk listrik akan dikembangkan secara besar-besaran. Energi terbarukan yang diembangkan didominasi oleh pembangkit surya, hidro, dan angin.
"Kami berkomitmen untuk mengurangi emisi Gas Rumah Kaca sebesar 29% pada tahun 2030 dengan upaya sendiri atau 41% dengan dukungan internasional," tandasnya.
(IND)