Dengan tren pertumbuhan positif tersebut, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan utilisasi armada bagi perluasan jaringan penerbangan kargo guna menunjang aktivitas direct call komoditas ekspor unggulan dan UMKM dari berbagai wilayah Indonesia.
"Salah satunya melalui pengoperasian dua armada passenger freighter yang kini melayani sejumlah penerbangan kargo domestik maupun internasional," ungkapnya.
Tidak dapat dimungkiri, situasi pandemi mendorong terjadinya perubahan perilaku termasuk pada tren bisnis industri penerbangan. Di tengah penurunan trafik angkutan penumpang pesawat akibat pandemi sejak awal 2020 lalu, lini bisnis kargo kini menjadi salah satu tumpuan utama pendapatan usaha Garuda Indonesia.
Sebagai catatan, dalam laporan keuangan tahun buku 2020, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD1,4 miliar yang ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar USD1,2 miliar, pendapatan penerbangan tidak berjadwal USD77 juta, dan lini pendapatan lainnya sebesar USD214 juta.
Maskapai pelat merah juga mencatatkan penurunan beban operasional penerbangan sebesar 35,13% menjadi USD1,6 miliar dibandingkan tahun 2019 yang sebesar USD2,5 miliar.