Jalur Fungsional Jalan Tol Yogya Solo sepanjang 22 Km ini memiliki perkerasaan kaku atau rigid pavement di kedua jalur sepanjang 13 Km dan 9 Km, sisanya rigid pavement baru diselesaikan untuk satu jalur saja. Namun, JMJ memastikan jalur fungsional ini aman untuk dilewati oleh masyarakat.
"Kami memprediksi volume lalu lintas yang akan melewati jalur fungsional ini mencapai 1.000 kendaraan per jam. Sehingga dengan jalur yang lebih panjang, kami berharap dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat karena jalur fungsional ini dapat menjadi jalur alternatif untuk menghindari kepadatan lalu lintas yang kerap terjadi di Tugu Kartasura Delanggu dan Jalan Raya Solo-Yogyakarta," kata Rudy.
"Dengan melewati jalur fungsional ini, masyarakat tidak perlu melewati 15 titik Lampu APILL (Alat Pemberi isyarat Lalu Lintas) serta waktu perjalanan dari akses atau Gerbang Tol (GT) Colomadu menuju Klaten hanya 25 menit jika dibandingkan dengan jalan nasional," sambungnya.
Akses masuk jalur fungsional Jalan Tol Yogya-Solo dari jalan Nasional dapat diakses melalui akses GT Banyudono dan dari GT Colomadu. Adapun untuk kecepatan maksimum pengguna jalan yang melewati jalur fungsional ini adalah 40 K per jam.
Pada periode arus mudik, apabila pemudik datang dari Jalan Tol Trans Jawa dapat langsung melanjutkan perjalanan melalui GT Colomadu menuju ke akses keluar GT Karanganom, akses keluar GT Banyudono atau exit Ngawen (Klaten).
Sedangkan untuk pemudik dari jalan arteri (non tol) yang akan masuk dari Solo dan Boyolali, pengendara bisa masuk melalui akses GT Banyudono. Sementara itu, sebaliknya saat periode arus balik, pengendara dapat masuk ke jalur fungsional dari akses Ngawen (Klaten) dan GT Karanganom menuju GT Banyundono atau GT Colomadu.
(FAY)