Jaka melanjutkan walaupun boarding manual masih mendominasi (54,7 persen), namun fitur boarding face recognition sudah cukup banyak digunakan (45,3 persen).
"Ini menjadi PR bagi KAI untuk lebih meningkatkan awareness fitur face recognition kepada masyarakat agar proses boarding jadi lebih cepat lagi," tuturnya.
Adapun layanan dan fasilitas di dalam kereta, lebih dari 80 persen responden menilai kursi nyaman, terutama dari segi legroom dan kemampuan recline, menunjukkan desain kursi yang sesuai dengan kebutuhan perjalanan jarak jauh.
Dari segi pembelian tiket, khususnya di momen Lebaran 2025, lebih dari 80 persen responden mengaku sangat mudah mendapatkan tiket kereta. Selain itu, hampir 90 persen responden menyatakan harga tiket kereta api cenderung murah.
Jaka menambahkan dalam survei kali ini, pihaknya juga mengkaji dampak sosial penggunaan kereta api di momen arus milir, yang mana hampir 90 persen responden sepakat dengan menggunakan kereta api mereka dapat memiliki akses yang lebih mudah untuk pergi atau kembali dalam perjalanan mudik Lebaran.
"Lebih dari 90 persen responden setuju bahwa mudik dengan kereta bebas macet. Tentunya, ini berkontribusi terhadap pengurangan kemacetan di jalan raya selama musim arus mudik maupun arus milir," ujarnya.
Survei kepuasan pelanggan KAI dilaksanakan di 10 stasiun di lima kota, yaitu Jakarta (Gambir dan Pasar Senen), Yogyakarta (Tugu dan Lempuyangan), Bandung (Bandung dan Kiaracondong), Semarang (Tawang dan Poncol), dan Surabaya (Pasar Turi dan Gubeng).
(Febrina Ratna Iskana)