Ia mengungkapkan dengan adanya tarif adjustment, pemerintah dapat menghemat belanja kompensasi tahun 2022 pada dua semester sekitar Rp3,09 triliun.
"Kami sudah mendapatkan dari BKF dampak inflasi diperkirakan kecil sekali hanya 0,019 persen, sehingga tidak menyebabkan bergeraknya atau naiknya inflasi secara signifikan hanya 0,019 persen, jadi cukup kecil," ungkapnya.
Menurutnya, ke depan dimungkinkan tarif tenaga listrik mengalami perubahan kembali baik naik ataupun turun, melihat perkembangan kurs, ICP, inflasi ataupun harga acuan dari pada baru bara.
(SAN)