IDXChannel - Ekonom Senior, Aviliani, mengaku memahami betul kondisi dilematis yang dihadapi pemerintah saat ini, di mana harga minyak dunia yang terus melonjak, sehingga memaksa diterapkannya kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di pasar domestik.
Menurut Aviliani, setiap pemerintahan pada dasarnya selalu mengalami kondisi dan tantangan yang sama, yaitu terkait demikian besarnya konsumsi masyarakat yang membuat ketergantungan Indonesia terhadap pasokan BBM impor.
Dengan kondisi ketergantungan tersebut, bisa dipahami bila kemudian masyarakat menjerit ketika harga melonjak sejalan dengan fluktuasi harga minyak di pasar global. Dengan tekanan tersebut, sebagian pihak pun mulai menimbang keberadaan energi baru terbarukan (EBT) guna mengurangi ketergantungan tersebut.
"Dan masalahnya juga selalu sama, (energi terbarukan) selalu dibahas saat BBM mahal, dicari-cari, tapi ketika BBM murah, kita sering kali melupakan dan terlena," ujar Aviliani, dalam Rilis Survei Nasional LSI bertajuk Kondisi Ekonomi dan Peta Politik Menjelang 2024, Minggu (4/9/2022).
Aviliani menjelaskan, saat ini ada dua isu besar yang marak dibicarakan di masyarakat, yaitu isu BBM dan isu pangan. Dia mengatakan, pemerintah perlu transparan dan menyebutkan alasan mengapa harga BBM harus naik, dan bagaimana pemerintah mengatasi isu pangan.