Zalfa Amelia/Magang
Secara historis, AS merupakan penghasil emisi karbon terbesar, melepaskan 422 miliar metrik ton CO2 ke atmosfer sejak Revolusi Industri. Jumlah ini setara dengan hampir seperempat dari seluruh CO2 yang dihasilkan dari bahan bakar fosil dan kegiatan industri.
India, menjadi negara penyumbang emisi terbesar ketiga dengan total emisi sebesar 7,3 persen. Badan Energi Internasional (IEA) memperkirakan bahwa porsi emisi global India dapat meningkat menjadi 10 persen pada 2030.
Dua negara Asia lainnya yakni, Indonesia dan Korea Selatan masuk ke dalam 10 besar negara penghasil karbon. Total emisi yang dihasilkan oleh kedua negara ini mencapai 1,7 ton per kapita.
Mengutip pemberitaan IDXChannel sebelumnya, Indonesia belum lama ini telah resmi meluncurkan Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) pada September 2023. Peluncuran IDXCarbon diklaim menjadi kontribusi nyata Indonesia untuk melawan krisis perubahan iklim sekaligus perputaran ekonomi di mana hasil dari perdagangan akan digunakan untuk pengupayaan menjaga lingkungan khususnya pengurangan emisi karbon.
Meski demikian, semua negara penyumbang utama emisi karbon telah menetapkan tujuan untuk mengurangi emisi selama beberapa dekade ke depan. AS menetapkan emisi nol pada 2050, China dan Indonesia menargetkan netralitas karbon pada 2060, sementara India belum lama ini menetapkan target pada 2070. (ADF)
