Di bulan Juli 2024, neraca perdagangan Indonesia mencatat surplus USD470 juta yang menjadi surplus ke-51 kalinya secara beruntun. Surplus itu diperoleh dari surplus nonmigas sebesar USD2,61 miliar sementara migas mengalami defisit USD2,13 miliar. Surplus itu lebih rendah daripada Juni 2024 sebesar USD2,39 miliar atau Juli 2023 USD1,23 miliar.
"Meskipun perbandingan nilai surplus periode ini dengan bulan lalu maupun dengan periode Juli tahun lalu tercatat lebih rendah, Indonesia tetap melanjutkan surplus perdagangan selama 51 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," katanya.
Zulhas mengatakan, sejumlah produk ekspor yang mengalami kenaikan tertinggi di Juli 2024 di antaranya logam mulia dan permata (+51,11 persen), mesin dan perlengkapan elektrik (+14,89 persen), serta kendaraan dan bagiannya (+14,68 persen).
Sementara produk impor yang naik pesat pada bulan lalu yakni bahan bakar mineral (+71,26 persen), pupuk +(67,73 persen), serta ampas dan sisa industri makanan (+65,86 persen).
(Rahmat Fiansyah)