sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Nilai Tukar Petani Naik Signifikan, Ini Tiga Komoditas Penyebabnya

Economics editor Kevi Laras
01/10/2021 13:49 WIB
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Nilai Tukar Petani (NTP) naik pada September 2021 jadi 105,68 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan  Nilai Tukar Petani (NTP) naik pada September 2021 jadi 105,68 persen. (Foto: MNC Media)
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan Nilai Tukar Petani (NTP) naik pada September 2021 jadi 105,68 persen. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan komoditas Jagung, Beras dan Ketela Rambat menjadi kontributor kenaikkan Nilai Tukar Petani (NTP) pada bulan September 2021 yang mencapai 105,68 atau naik sebesar 0,96 persen. 

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andri mengatakan khusus komoditas jagung saat ini memang dalam kondisi panen raya, dan terjadi hampir di semua sentra. Terutama di beberapa pulau Jawa seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Banten.

"Adapun komoditas yang dominan dalam kenaikan tersebut diantaranya adalah harga gabah, harga jagung, dan harga ketela rambat. kondisi di luar pulau jawa yang sedang panen raya di mana-mana. Pulau Sulawesi dan Kalimantan adalah 2 provinsi sentra yang menghasilkan produksi jagung dalam skala besar. Kami senang komoditas ini berkontribusi positif terhadap kesejahteraan," kata Kuntoro melalui keterangan yang diterima MNC Portal Indoensia, Jumat (1/10/2021).

Menurutnya Ketiga komoditas tersebut dinilai berkontribusi pada angka NTP bulan september ini karena dukungan berbagai program pemerintah untuk menjaga stabilitas produksi dan pasar.

"Sektor pertanian sangat berkaitan dengan kesejahteraan dan angka kemiskinan. Tentu kami mengajak semua komponen bangsa menjaga harga dan monentum baik ini agar tetap berlanjut dan berdampak besar pada kesejahteraan petani," katanya.

Kuntoro berharap segenap aspek pemerintahan pusat dan daerah, menjaga momentum seperti ini melalui dukungan terhadap para petani yang sedang berproduksi. Sebab hanya dengan cara itu sektor pertanian tetap tumbuh dan tangguh.

Sebelumnya Kepala BPS Margo Yuwono dalam rilis berita statistiknya menjelaskan bahwa kenaikan NTP disebabkan karena subsektor Tanaman Pangan meningkat 1,14 persen, dimana indek yang diterima petani naik sebesar 1,05 persen.

Selain itu, nilai NTP pada subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat juga mengalami kenaikan sebesar 2,12 persen, dimana indek yang diterima petani naik 2,17 persen. Adapun produk yang dominan dalam kenaikan ini diantaranya adalah kelapa sawit, karet dan kakao. 

"Sama seperti NTP, kenaikan NTUP juga disumbang Tanaman Pangan yang mencapai 98,65 atau naikn 0,87 persen. Kemudian tanaman perkebunan rakyat mencapai125,38 atau naik 1,90 persen," tandasnya. (TIA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement