"Pada saat pemerintah melakukan pembatalan PPKM Level 3 diperkirakan potensi pergerakan masyarakat di Jawa dan Bali sekitar 11 juta orang (7,1 persen) yang akan melakukan perjalanan. Sementera potensi pergerakan masyarakat di wilayah Jabodetabek sebanyak 2,3 juta orang (7 persen)," jelasnya.
Dia menjabarkan, daerah asal Jawa dan Bali berikut ini, (1) Jabodetabek 21.8 persen atau 2,3 juta orang, (2) Jawa Tengah 20,2 persen atau 2,2 juta orang, (3) Jawa Timur 19,7 persen atau 2,1 juta orang’ (4) Jawa Barat Non Jabodetabek 19,3 persen atau 2,1 juta orang, (5) Bali 7,4 persen atau 794 ribu orang; (6) Banten Non Jabodetabek 6 persen atau 643 ribu orang, dan DI Yogyakarta 5,6 persen atau 605 orang.
Sementara itu, sebagai daerah tujuan terbanyak untuk perjalanan orang dari Jawa dan Bali adalah (1) menuju Jabodetabek 22,9 persen atau sekitar 2,5 juta orang; (2) menuju Jawa Tengah 19,5 persen atau sekitar 2,1 juta orang; (3) menuju Jawa Barat 18,5 persen atau sekitar 2 juta orang; (4) menuju Jawa timur 16,6 persen atau sekitar 1,8 juta orang; (5) menuju DI Yoguakarta 5,8 persen atau 624 ribu orang.
Moda yang paling banyak dipilih untuk digunakan adalah sepeda motor 28,5 persen (sebanyak 3,1 juta orang akan menggunakan sepeda motor). Berikutnya pilihan pada mobil pribadi 23,3 persen (2,5 juta orang akan menggunakan mobil), bus 13,2 persen (1,4 juta orang akan menggunakan bus), pesawat 9,8 persen (1,1 juta orang akan menggunakan pesawat); kereta api 9,7 persen (1 juta orang akan menggunakan kereta api).
Puncak pergi masyarakat pada liburan Natal pada 24 Desember 2021 sebesar 7,8 persen, dan juga 25 Desember sebesar 7,2 persen. Puncak pergi pada liburan tahun baru pada Jumat 31 Desember 2021 sebesar 8,6 persen.