IDXChannel - PT Gunung Hijau Masarang berhasil meningkatkan kualitas dan kuantitas produksinya dengan memanfaatkan aliran panas bumi yang dihasilkan PT Pertamina Geothermal Energy (PGEO).
Direktur Gunung Hijau Masarang Aulia Reinazha Akbar mengatakan mengatakan sisa panas bumi yang disalurkan ke pabrik dimanfaatkan untuk membuat gula aren semut.
"Hasil akhirnya adalah gula aren yang berkualitas tinggi, gula layak ekspor yang memenuhi semua standar kriteria organik internasional yang jauh lebih sehat dibandingkan gula putih karena kandungan mikronutrien dan mineral dengan rasa karamel yang bersih," ujar Aulia saat ditemui di pabrik yang terletak di Tomohon, Sulawesi Utara, Sabtu (12/8/2023).
Aulia menjelaskan perbedaan produksi secara tradisional dan menggunakan panas bumi.
"Kalau secara tradisional harus mencari kayu bakarnya dulu, waktu yang diperlukan untuk memasak dengan kayu bakar sekitar 1-2 jam," jelas Aulia.
Sementara jika menggunakan panas bumi, waktu yang diperlukan untuk memanaskan nira hanya 1 jam, cukup hanya sampai pasturisasi.
Perbedaan kedua, yaitu asap yang dihasilkan dari memasak dengan kayu bakar adalah asap yang sangat buruk untuk kesehatan. Berbeda jika memasak dengan panas bumi, asap yang dihasilkantidak terlalu banyak.
"Perbedaan lainnya, hasil produksi dengan panas bumi lebih konsisten," imbuh Aulia.