Lebih lanjut Nang Sudrajat membeberkan, dari pengalaman di pasar kota Bandung yang sudah mendapat distribusi minyak goreng, dalam satu kali minyak goreng di drop 1 tangki mobil, keesokan harinya sudah ludes terjual oleh pedagang pasar.
"Jadi kami melihat, ini persoalan data base dari Kemendag yang tidak mempunyai data base kebutuhan minyak goreng rilnya itu berapa," imbuhnya.
Berkaca dari hal ini, ia menyarankan agar ada penghimpunan kekuatan antar stakeholder agar kebutuhan minyak goreng di setiap pasar tercukupi.
"Kenapa tidak dilakukan penghimpunan kekuatan. Misalnya APPSI punya jaringan sampai ke pasar terus dinas-dinas melalukan pengambilan ke distributor. Kenapa itu tidak di coba dihimpun datanya ada berapa tangki yang sudah datang. Baru nanti dipetakan. Kota Bandung butuh berapa tangki per minggunya. Sementara sekarang tidak demikian," urai Nang Sudrajat. (TYO)