IDXChannel - Eksportir di Thailand dan Vietnam sedang menegosiasikan ulang harga kontrak penjualan sekitar setengah juta metrik ton beras untuk pengiriman Agustus. Pasokan global mengetat setelah India mengumumkan kebijakan larangan ekspor.
Dilansir dari Reuters pada Rabu (2/8/2023), petani beras dan eksportir diperkirakan meraup keuntungan dari pengetatan pasokan dunia, sementara pembeli kemungkinan mengalami kerugian karena penjual menegosiasikan ulang kontrak untuk mendapatkan harga yang lebih tinggi.
Importir beras tidak punya pilihan selain membayar dengan harga yang lebih tinggi karena penjual bisa membatalkan kontrak. Akhir bulan lalu, India melarang ekspor beras putih di tengah ketidakpastian produksi dalam negeri.
"Harga telah naik sejak India melarang ekspor," kata seorang pedagang yang berbasis di Singapura.
"Sulit bagi penjual untuk memenuhi kontrak yang ditandatangani dengan harga lebih rendah," lanjutnya.
Thailand dan Vietnam masing-masing adalah eksportir beras terbesar nomor dua dan tiga. Kedua negara diperkirakan akan mengekspor lebih dari satu juta metrik ton beras pada Agustus.
India adalah pengekspor beras terbesar di dunia. Negara berpenduduk terbesar itu menyumbang sekitar 40% dari pasokan global.
Harga global varietas beras utama telah naik sekitar USD80 per metrik ton sejak India memberlakukan larangan pada 20 Juli.
Harga beras pecah 5% Thailand telah naik menjadi USD625 per metrik ton, dibandingkan USD545 sekitar dua minggu lalu, sementara varietas serupa dari Vietnam telah naik menjadi USD590 per metrik ton dibandingkan dengan USD515-USD525 sebelum larangan ekspor di India.