Sepakat untuk mengurangi produksi sebesar dua juta barel per hari (bpd) mulai November 2022, kartel negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang terdiri dari 13 negara anggota tersebut dipimpin oleh Arab Saudi dan 10 sekutunya (OPEC+) yang dipimpin oleh Rusia diputuskan pada pertemuan di Wina, Austria kata kelompok itu dalam pernyataan resmi.
Keputusan pemotongan pasokan minyak mentah ini dapat mempercepat pemulihan harga minyak yang telah turun menjadi USD90 dari USD120 sekitar tiga bulan lalu, karena kekhawatiran resesi ekonomi global akan kenaikan suku bunga AS dan dolar yang lebih kuat.
Dimana pemotongan ini termasuk yang terbesar sejak pandemi Covid-19. Kekhawatiran yang meningkat karena harga minyak akan naik pada saat negara-negara sudah mengalami inflasi yang di dorong oleh harga energi yang melonjak.
Menteri Energi Arab Saudi, Pangeran Abdulaziz bin Salman, membela langkah itu, dengan bersikeras mengatakan bahwa prioritas kartel adalah untuk mempertahankan pasar minyak yang berkelanjutan, dikatakan pada konferensi pers setelah pertemuan langsung pertama OPEC+ sejak Maret 2020.
Tetapi keputusan itu akhirnya mendapat teguran cepat dari Presiden AS Joe Biden, yang sempat melakukan perjalanan kontroversial ke Arab Saudi pada Juli 2022 di bawah tekanan karena orang Amerika menghadapi kenaikan harga di stasiun pengisian bahan bakar.