sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pedagang Keluhkan Penjualan Seragam Turun, Ternyata Ini Alasannya

Economics editor Muhammad Farhan
09/07/2023 23:00 WIB
Meski libur sekolah akan segera berakhir dan masuk tahun ajaran baru, nyatanya pembelian baju sekolah di beberapa tempat mengalami penurunan.
Pedagang Keluhkan Penjualan Seragam Turun, Ternyata Ini Alasannya. (Foto: MNC Media)
Pedagang Keluhkan Penjualan Seragam Turun, Ternyata Ini Alasannya. (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Meski libur sekolah akan segera berakhir dan masuk tahun ajaran baru, nyatanya pembelian baju sekolah di beberapa tempat mengalami penurunan.

Pedagang seragam toko Anak Asia, Rini (40) di bilangan Pasar Perumnas Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur, menyampaikan kenaikan pembelian seragam di tokonya mulai terjadi terjadi sejak Rabu (5/7/2023). Kendati demikian, dibandingkan tahun sebelumnya, pembelian terlihat menurun.

"Memang ada kenaikan pembelian (seragam) menjelang tahun ajaran baru ini. Tetapi dibandingkan tahun sebelumnya, ini agak menurun," ujar Rini di Perumnas Klender, Minggu (9/7/2023).

Rini lantas mengungkapkan bahwa pembelian seragam turun karena salah satu indikatornya tidak ada tanggal masuk sekolah serentak. Semuanya masuk di tanggal yang berbeda, sehingga tidak ada lonjakan penjualan seragam dibandingkan sebelumnya. Sekadar diketahui, libur panjang sekolah akan berakhir pada Minggu (9/7/2023).

Foto: MPI/Muhammad Farhan

"Kurang tahu juga, mungkin karena masuknya anak sekolah ini tidak serentak. Ada yang bilang tanggal 10, ada yang sudah masuk, bahkan ada yang masuk tanggal 12 (Juli). Jadi kalau dilihat pasarnya, ini tidak membludak seperti tahun sebelumnya," jelas Rini.

Rini mengatakan penjualan seragam di tahun lalu, membludaknya pembelian itu bisa membuat dagangannya laku hingga dua kali lipat keuntungannya.

"Ramainya itu pembeli bisa sampai antre di toko. Omsetnya bisa dua kali lipat dibandingkan sekarang. Kalau sekarang paling seperempat dari tahun lalu," jelas Rini sembari terkekeh.

Perihal omzet, Rini kerap mendapatkan mencapai puluhan juta rupiah dalam satu hari ketika fase tahun ajaran baru. Namun saat ini, tokonya hanya menyentuh tidak sampai dari Rp6 juta per hari.

"Tahun ini masih Rp5 juta per hari, kalau dulu sehari aja musim ajaran baru gini bisa Rp25 juta - Rp30 juga per hari. Pokoknya kalau sekarang selusin paket seragam itu tidak sampai, dulu itu bisa tiga lusin per hari," ujar Rini.

Sedangkan, pedagang alat tulis dan sepatu sekolah, Lira (36) menyampaikan keuntungan tokonya memang terbiasa naik di kala menjelang tahun ajaran baru sekolah. Lira mengatakan di kala menjelang berakhirnya libur sekolah, ia mampu menjual 20 pasang sepatu.

"Kalau saat tahun ajaran baru, kita bisa menjual 20 pasang sepatu untuk anak sekolah. Kalau buku dan alat tulisnya itu malah menurun sih, tapi yaa dibandingkan hari biasa, ada kenaikan penjualan," kata Lira.

Lira menjelaskan visi tokonya yang bernama Alba Store di Perumnas Klender itu ditujukan untuk pasar masyarakat menengah ke bawah. Untuk itu, ia mengatakan meski tidak ada kenaikan secara signifikan, dirinya hanya menginginkan keuntungan sebatas memutar modal penjualan.

"Kita tidak pernah ambil untung terlalu tinggi. Yang penting modal berdagang tetap laju. Soalnya pasar kita kan kelas rakyat," pungkas Lira. (FHM)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement