IDXChannel - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan rencana divestasi seluruh kepemilikan ruas tol PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) harus didasarkan pada kebutuhan pasar.
Aksi korporasi itu rencananya akan dilakukan secara bertahap.
Sejak September 2022, dua ruas tol milik emiten bersandi saham WSKT itu sudah diserahkan ke Indonesia Investment Authority (INA), yaitu Kanci-Pejagan dan Pejagan-Pemalang.
"Ya belum (seluruh ruas tol dijual), tergantung market, cita-cita kan boleh, kemarin INA sudah beli beberapa," ujar Erick saat ditemui di gedung Kementerian BUMN, Kamis (25/5/2023).
Erick optimistis investor tetap menaruh minat atas divestasi (pelepasan) seluruh ruas tol yang ditawarkan Waskita Karya (WSKT).
Pasalnya, makroekonomi di dalam negeri terus menunjukan pertumbuhan yang positif.
"Kita lihat partner-partner percaya dengan ekonomi di Indonesia yang terus tumbuh," tuturnya.
Adapun ruas tol lainnya masih dalam proses penjajakan. Dari target awal, aksi divestasi tol Waskita Karya akan dilakukan hingga 2025. Tujuan penjualan seluruh jalan tol tersebut untuk menutupi utang BUMN itu. Pembangunan infrastruktur transportasi publik ini disebut menimbulkan beban utang bagi perusahaan.
WSKT memang membukukan liabilitas, termasuk utang senilai Rp84,37 triliun per 31 Maret 2023. Jumlah tersebut mengalami kenaikan dari posisi 31 Desember 2022 yang berada di angka Rp83,98 triliun.
Sejak November tahun lalu, ada lima ruas tol yang masuk dalam list atau daftar divestasi, menyusul tiga ruas tol yang sudah dilepaskan sebagian sahamnya sepanjang tahun lalu yakni Tol Cimanggis - Cibitung, Tol Kanci - Pejagan, dan Tol Pejagan - Pemalang.
Sementara, lima ruas lainnya yang masih dicarikan investor atau strategic partnership hingga 2025 mendatang di antaranya Tol Pemalang - Batang, Tol Depok - Antasari, Tol Pasuruan - Probolinggo, dan Tol Bekasi - Cawang - Kampung Melayu.
Sementara, Tol Krian - Legundi - Bunder - Manyar masih dalam tahap kajian Waskita Karya.