“Sedangkan small ini adalah sampai dengan 300 MW elektrik, kemudian modularnya ini artinya bisa dikonstruksi atau dibangun di fasilitas yang membuat PLTN tersebut, di sana sudah siap tinggal diangkut di bawah ke lokasi di mana akan dioperasikan,” ujarnya.
“Kalau PLTN yang besar saat ini itu dikonstruksi di lokasi yang telah ditentukan, sedangkan modular ini di konstruksi misalnya di Amerika, jika nanti yang memproduksi PLTN yang ada di Amerika sudah dirakit di sana, kemudian dibawa ke Indonesia,” kata dia melanjutkan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya menyebut proses feasibility study (FS) terkait proyek Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir tengah dilakukan. Artinya, pembangunan bakal dilakukan setelah rampungnya studi kelayakan.
Dia menyebut ada lima negara yang menaruh minat untuk masuk dalam proyek PLTN di Indonesia, yaitu Prancis, Korea Selatan (Korsel), Jepang, Rusia, dan China.
Negara-negara ini sudah menyatakan ketertarikannya untuk masuk dalam proyek tersebut. Mereka menyampaikan langsung kepada Presiden Prabowo Subianto.
"Dalam pertemuan Bapak Presiden dengan Prancis, misalnya, di sela-sela G20 dan APEC, berbagai negara sudah ikut menawarkan, termasuk Prancis, kemudian juga Korea, Jepang, Rusia, China," ujar Airlangga.
(Febrina Ratna)