sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pemulihan Jadi Kekhawatiran di 2023, Goldman Sach Pangkas Proyeksi Ekonomi China

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
19/06/2023 11:26 WIB
China masih menjadi kekhawatiran terbesar bagi pelaku pasar di 2023.
Pemulihan Jadi Kekhawatiran di 2023, Goldman Sach Pangkas Proyeksi Ekonomi China. (Foto: MNC Media)
Pemulihan Jadi Kekhawatiran di 2023, Goldman Sach Pangkas Proyeksi Ekonomi China. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - China masih menjadi kekhawatiran terbesar bagi pelaku pasar di 2023. Pasalnya, ekonomi negeri Tirai Bambu diproyeksikan akan kesulitan untuk bangkit secara signifikan di sisa tahun ini.

Goldman Sachs memangkas perkiraan pertumbuhan ekonominya untuk China pada Minggu (18/6/2023).

Lembaga keuangan berbasis Amerika Serikat (AS) tersebut menyatakan bahwa stimulus pemerintah saat ini berdampak lebih sedikit bagi perekonomian China daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Sebelumnya, China dilaporkan menggelontorkan kebijakan pemangkasan suku bunganya. People's Bank of China (PBOC) secara mengejutkan memangkas suku bunga pinjaman utamanya pada Selasa (13/6/2023). Upaya Bank sentral China tersebut dilakukan dalam upaya menopang pertumbuhan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

PBOC memotong tingkat suku bunga 7-day reverse repo rate pertama kalinya sejak Agustus tahun lalu. Langkah ini diyakini akan meningkatkan likuiditas sistem perbankan dan membuat pinjaman jangka pendek bisa lebih murah.

PBOC memangkas suku bunga sebesar 10 basis poin menjadi 1,90% dari sebelumnya 2,00% di tengah upaya menyuntikkan 2 miliar yuan (setara USD279,97 juta) kepada perbankan nasional melalui instrumen obligasi jangka pendek.

Kebijakan ini disusul oleh pemotongan suku bunga jangka menengah. PBOC menurunkan suku bunga 237 miliar yuan China (setara USD33 miliar) dari pinjaman fasilitas pinjaman jangka menengah satu tahun (MLF) ke beberapa lembaga keuangan sebesar 10 basis poin yakni dari 2,75% menjadi 2,65%.

Proyeksi Ekonomi China Suram

Melihat kondisi di China, Goldman Sach memangkas perkiraan untuk produk domestik bruto (PDB) China pada 2023 menjadi 5,4% dari sebelumnya 6%.

Goldman Sach bergabung dengan daftar bank besar lainnya yang telah memangkas proyeksi mereka pada pemulihan ekonomi China tahun ini.

Langkah ini mengikuti pemotongan target PDB China dari beberapa bank besar termasuk UBS Group AG, Nomura Holdings Inc, Bank of America, dan JPMorgan minggu lalu, yang juga memperkirakan pemulihan yang lebih lambat dari Beijing.

Bank investasi ini mengatakan dalam sebuah catatan yang dirilis pada Minggu bahwa stimulus yang digelontorkan pemerintah China tidak mampu menghasilkan dorongan pertumbuhan yang kuat.

Kebijakan ini dianggap akan menghasilkan pemulihan yang lebih lambat meskipun langkah-langkah anti-Covid-19 telah dicabut di awal tahun ini.

Goldman Sachs juga memangkas prospek PDB kuartal kedua secara kuartalan menjadi sebesar 1% dari 4,9%. Namun, Goldman Sachs memperkirakan peningkatan pada paruh kedua tahun ini dengan langkah-langkah stimulus yang berpotensi lebih besar.

Tetapi Goldman Sachs dan broker lainnya masih memegang target PDB China 2023 yang lebih tinggi dari perkiraan 5%.

Diketahui ekonomi China tumbuh 3% pada tahun 2022, salah satu PDB terburuk yang pernah tercatat. Pertumbuhan ekonomi China kemudian pulih kembali pada kuartal pertama 2023, melonjak menjadi 4,5% karena negara itu menghentikan kebijakan lockdown Covid-19. (Lihat grafik di bawah ini.)

 

Namun, rebound ini tampaknya mulai kehabisan tenaga. Terlihat dari serangkaian pembacaan ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dalam dua bulan terakhir.

Sektor manufaktur China yang merupakan pendorong ekonomi utama bergulat dengan permintaan lokal dan internasional yang memburuk. Sementara pasar properti gagal pulih dari penurunan selama tiga tahun terakhir. (ADF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement