IDXChannel - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara yang disebut-sebut masuk ke dalam rencana merger PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan Grab Holdings Ltd, dinilai sebagai langkah menjaga posisi kepemilikan saham Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dalam hal ini Group Telkom di GOTO.
Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto menjelaskan, saat ini total investasi Telkom di GOTO tembus USD450 juta atau setara Rp6,4 triliun. Terdiri PT Telkom (Persero) Tbk (TLKM) yang berinvestasi sejak 2023 senilai USD150 juta, dan melalui anak usahanya senilai USD300 juta.
"Investasinya kan kira-kira, mereka ini memiliki USD450 juta lah. Sehingga rencana Danantara ini dalam rangka mengamankan posisi kepemilikan Group Telkom di GOTO saya kira," ujarnya saat dihubungi IDXChannel, Selasa (10/6/2025).
Toto menilai, dengan Danantara mengambil bagian dari rencana merger GOTO-Grab ini, maka pemerintah bisa mengamankan posisi kepemilikan saham Telkom di GOTO. Sebab, jika tidak melakukan sesuatu, maka praktis persentase kepemilikan saham Telkom di GOTO akan menyusut seiring bertambahnya jumlah saham total.
"Kalau pemegang saham lainnya masuk, melalui tambahan modal, sementara misalnya grupnya Telkom tidak tambah modal kan nanti dia semakin lama akan semakin terdilusi," kata dia.
Di satu sisi, Toto menilai strategi Danantara yang akan terlibat dalam proses merger GOTO-Grab ialah menjaga ekosistem digital di Tanah Air yang melibatkan jutaan orang di Indonesia, baik pengguna maupun mitra driver. Sehingga, diperlukan pemerintah dalam menjaga ekosistem digital yang masih terus berkembang di Indonesia.
Dia menerangkan, justru yang menjadi lebih berisiko jika tidak ada peran pemerintah ketika perusahaan asal Singapura, Grab, menjadi semakin besar lewat akuisisi GOTO di Indonesia. Sebab, peluang intervensi pemerintah bakal semakin sempit jika kedua perusahaan tersebut melakukan ekspansi pasca merger di kemudian hari.
"Kalau mereka (GOTO-Grab) nanti misalnya melakukan aksi korporasi dengan merger dan lain-lain, mungkin Danantara berpikir ini menjadi sangat berbahaya. Karena mereka (GOTO) akan menjadi representasi negara bagaimana mengawal supaya ekosistem digital nasionalnya juga bisa tetap terjaga ya, kalau Danantara juga hadir di sana," kata Toto.
"Jadi menurut saya dengan dua kepentingan ini adalah kenapa latar belakang, background, kemudian Danantara misalnya memutuskan untuk juga akan investasi di GOTO ini," kata dia.
(Dhera Arizona)