Dia menyebut ini karena harga minyak kelapa sawit sempat meningkat di tahun ini, tetapi secara perlahan mulai menurun. Ini kemudian diterjemahkan menjadi perlambatan nilai ekspor.
"Meski harga batu bara di atas rata-rata harga historis, ini akan mengalami moderasi. Harganya saat ini diatas USD300 per ton, secara historis harganya hanya menyentuh USD100 dolar per ton," ungkap Habib.
Namun, Indonesia dipandang tak perlu khawatir. Dalam jangka menengah, menurut Habib, Indonesia akan melihat permintaan impor tetap kuat karena ekonominya diprediksi tumbuh 4,8% di tahun depan. (NIA)