“Jadi ini mohon rekan-rekan agak membayangkan jadi Agandugume ini berada di lembah kemudian pesawat ke sana itu tidak semua pesawat bisa, terutama pilot itu harus memiliki brevet tertentu, kualifikasi tertentu dan hanya sementara ada dua pilot yang bisa landing di sana, sehingga tidak semua pesawat boleh ke sana,” katanya.
“Yang paling mungkin adalah di bandara terdekat yaitu distrik Sinak, nah dari listrik Sinak ini untuk menuju ke Agandugume kalau lewat darat itu bisa 2 hari 1 malam perjalanan. Ini yang agak menganggap agak menyulitkan kita termasuk juga perubahan cuaca yang sulit diramal, ditebak itu ini juga menjadi gangguan, gangguan upaya kita untuk menangani masalah ini,” tambah Muhadjir.
Oleh karena itu, kata Muhadjir, revitalisasi akan dilakukan agar semakin banyak pesawat yang bisa mengangkut logistik ke Papua Tengah.
Bandara Sinak membutuhkan penambahan panjang runway sekitar 400 meter dari yang saat ini hanya 1.200 meter. Sehingga, hanya pesawat caravan dan pesawat twin otter yang bisa landing dan itu sangat tidak memadai untuk mengangkut barang.
“Kita harapkan kalau ada (penambahan) 400 meter itu pesawat-pesawat agak besar mungkin juga hercules atau CN itu bisa mendarat di tempat itu, sehingga nanti tidak untuk jangka panjang. Tidak hanya untuk menunggu kebutuhan pangan saja, tapi nanti juga untuk kebutuhan berikutnya termasuk material-material yang diperlukan untuk membangun infrastruktur di sana ya,” pungkasnya.
(YNA)