“Persaingan kopi di pasar ekspor pun semakin tajam, produsen kopi asal Brasil, Kolumbia, India, dan Vietnam menggelontor komoditas tersebut dengan harga jual lebih rendah sehingga mampu menarik buyer,” tuturnya.
Kopi specialty PTPN XII sendiri telah memiliki mitra dagang di AS, Italia, Jerman, dan Jepang, dimana buyer di negara-negara tersebut meminati kopi produksi PTPN XII karena memiliki specialty yang berbeda dengan komoditas sejenis dari pemasok lainnya.
Limbong menjelaskan kopi arabika hasil panen dari kebun-kebun milik PTPN XII diproduksi melalui pengelolaan teknik budidaya dan diolah secara wet process dan fermentasi. Sedangkan kopi robusta diolah secara wet process dengan memperhatikan sistem manajemen mutu UTZ Certified, GAP (Good Agriculture Practice), dan GMP (Good Manufactured Practice).
Pemrosesan demikian mampu menghasilkan mutu produk dengan karakter spesifik yang mempunyai keunggulan kompetitif sebagai Specialty Arabica Coffee, registered di Amerika Serikat yang dikenal dengan Java Coffee maupun mutu produk kopi robusta sebagai Specialty Robusta Coffee.
Untuk pasokan ke pasar lokal, PTPN XII tidak hanya mendistribusikan dalam bentuk kopi biji, melainkan juga dalam bentuk prosesan (kopi bubuk) yang dikemas berbagai ukuran dan varian yang menarik.