"Itu kan beban yang harus ditanggung, nah umumnya nanti akan digeser ke APBN atau menjadi beban perusahaan (Pertamina). Kalau jadi beban perusahaan mungkin ya Pertamina kan maju mundur karena selama ini sudah banyak penugasan di segmen-segmen yang lain. Mungkin kendala di situ tapi kalau teknis sebetulnya relatif tidak ada kendala yang berarti saya melihatnya," pungkas Komaidi.
Sebelumnya, pemerintah tengah mengkaji kemungkinan pemberian subsidi untuk produk bahan bakar minyak (BBM) Pertalite dengan bauran Bioetanol.
Hal itu diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan kala merespon pertanyaan media terkait kepastian pengembangan Bioetanol untuk mengganti Pertalite dan Pertamax.
Luhut mengatakan rencana pencampuran Bioetanol ini menjadi penting di tengah upaya pemerintah untuk mengurangi polusi di sejumlah kota besae, utamanya DKI Jakarta.
"Iya nanti kita lihat dulu, kita mau Bioetanol itu karena masalah polusi ini harus kita kendalikan paling cepat mengendalikan itu adalah tadi Ethanol," ungkap Luhut, Jumat (3/5/2024).
(FRI)