“Harapannya, energi terbarukan yang kami sediakan dapat memberikan nilai tambah bagi industri yang ada di KEK Sei Mangkei. Kerja sama antara Pertamina dengan PTPN III (Persero) ini juga turut mendukung realisasi rencana usaha penyediaan tenaga listrik (RUPTL),” kata John.
John menambahkan, Pertamina NRE terus melakukan kajian dan inovasi terhadap pengembangan energi dengan pemanfaatan tanaman, sehingga nantinya ekosistem energi berbasis perkebunan akan semakin besar yang bisa memberikan efek domino pada masyarakat dari segi peningkatan ekonomi hingga kedaulatan energi Indonesia.
Selain PLTS dengan total kapasitas terpasang 5 MW, Pertamina NRE dan PTPN III (Persero) juga telah bekerja sama mengelola pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBg) di KEK Sei Mangkei dengan kapasitas terpasang 2,4 MW yang memanfaatkan limbah cair kelapa sawit atau palm oil mill effluent (POME).
Dari pengoperasian PLTBg ini ditargetkan memproduksi kredit karbon dalam waktu dekat dengan volume mencapai 66 ribu Ton setara CO2.
Sementara itu, Direktur Bisnis PTPN III (Persero), Ryanto Wisnuardhy menjelaskan, bahwa Energi Baru Terbarukan (EBT) yang dihasilkan dari tenaga surya secara alami tidak akan habis. Bahkan berkelanjutan jika dikelola dengan baik, serta merupakan salah satu sumber energi yang relatif efisien dari segi teknis dan biaya pengembangan.
"PTPN III (Persero) bersama Pertamina NRE telah dan akan terus mengoptimalkan pemanfaatan EBT secara optimal di Indonesia,” kata Ryanto.
Kerja sama ini merupakan kelanjutan dari proyek PLTS 2 MW yang telah beroperasi sejak 2021 di kawasan yang sama. Pertamina NRE melihat keberlanjutan proyek ini sebagai model kolaborasi ideal antara sektor energi dan perkebunan.