Dovana Hasiana/MPI
IDXChannel - Produsen minyak terbesar kedua di Kanada, Suncor Energy telah mengatakan kepada karyawan bahwa perusahaan perencana untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada 1.500 karyawan di tahun ini.
Sumber yang mengetahui hal ini menyampaikan bahwa PHK merupakan langkah yang dilakukan oleh CEO terbaru.
Dalam memo pengumuman PHK yang diterima karyawan, perusahaan mengatakan tengah berupaya untuk melakukan penghematan biaya sebesar USD297,6 juta atau setara Rp4,4 miliar (asumsi kurs Rp 14.901 per USD).
“Suncor selalu mencari peluang untuk meningkatkan nilai dan kinerja perusahaan. Pemangkasan biaya menjadi salah satu peluang itu,” ujar perusahaan tanpa memberikan rincian lebih lanjut, dilansir Reuters, Sabtu (3/5/2023).
Perusahaan diketahui memiliki 16.558 karyawan pada akhir 2022, namun angka tersebut belum termasuk para kontraktor.
Kendati demikian, belum diketahui secara pasti mengenai divisi yang akan terdampak dari langkah PHK terbaru ini. PHK disebut sebagai langkah perusahaan untuk memangkas biaya dan meningkatkan kinerja keuangan.
CEO Suncor Energy, Rich Krugger yang baru ditunjuk mengatakan pada Mei bahwa perusahaan berencana untuk mengurangi biaya operasional, meningkatkan efisiensi dan menyederhanakan operasi.
Pasalnya, perusahaan tengah berada di bawah tekanan dari investor Elliot Investment Management yang memiliki sekitar 3% saham Suncor yang memberikan catatan mengenai keselamatan operasional pasca kematian di lokasi operasional perusahaan sejak 2014.
Tahun lalu, perusahaan mencapai kesepakatan dengan Elliot Investment Management untuk menunjuk tiga direktur independen baru.
Sebagai informasi, pada November, Suncor Energy juga telah mengumumkan akan memangkas tenaga kerja kontraktornya pada divisi bisnis pertambangan dan peningkatan bisnis. PHK tersebut diprediksi berpengaruh terhadap 20% karyawan dari divisi tersebut.
(FAY)
