Jokowi menilai hingga saat ini pelaksanaan penurunan emisi masih sangat terbatas, lantaran belum banyak negara yang melakukannya.
"Komitmen pendanaan negara maju masih sebatas retorika dan di atas kertas, baik itu pendanaan climate USD100 miliar per tahun, maupun fasilitas pendanaan loss and damage," tutur Jokowi.
Lebih lanjut, Jokowi juga mengungkapkan bahwa saat ini negara-negara berkembang membutuhkan bantuan dalam bidang teknologi dan investasi hijau dalam upaya mempercepat penurunan emisi di dunia.
"Kami negara berkembang, sangat ingin mempercepat penurunan emisi. Tapi kami butuh dukungan untuk alih teknologi dan investasi hijau," ungkap Jokowi.
Selain itu, Jokowi juga menegaskan bahwa pendanaan dalam percepatan penurunan emisi juga sangat penting untuk disegerakan. Terkait hal itu, berbagai kerja sama antara pemerintah dan sektor swasta perlu dilanjutkan karena diyakini dapat membawa perubahan besar dalam penurunan emisi.