Antara lain, pelemahan ekonomi China, potensi kebijakan proteksionisme Amerika Serikat (AS), perlambatan permintaan global, serta volatilitas harga komoditas dunia.
Berdasarkan kajian PIER, berbagai faktor eksternal tersebut membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi global diperkirakan berada di level 3,2 persen. Selain itu, terdapat divergensi pertumbuhan antara negara maju dan berkembang.
Josua menambahkan, melihat kondisi global yang terjadi saat ini, maka diperlukan sinergi dukungan kebijakan fiskal dan moneter agar mampu menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian global.
“Kami percaya memanfaatkan potensi domestik yang dimiliki Indonesia akan menjadi kunci dalam mengatasi tantangan perekonomian ke depan,” kata Josua.