Ratna mengungkapkan, tujuan pembangunan Ext. 2 LB GIS 150 kV Grogol dan GIS 150 kV Tomang adalah untuk pembagian beban (load sharing) dengan GI 150 kV Kebon Jeruk dan GIS 150 kV Grogol. Beban trafo yang sebelumnya tinggi nantinya akan berkurang dan pemeliharaan dapat dilakukan dengan lebih baik karena pemadaman listrik pada pelanggan dapat diminimalisir.
"Karena tingginya beban trafo yang ada di GI ini, menyebabkan sulitnya melakukan pemeliharaan, sehingga kondisi instalasi menjadi tidak sehat," imbuh Ratna.
Pembangunan ketiga proyek ini menelan biaya investasi mencapai Rp324,4 miliar, dengan pemenuhan aspek Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebesar 93,15% untuk Ext 2 LB GIS 150 kV Grogol. Sementara aspek TKDN untuk GIS 150 kV Tomang mencapai 64,82%, dan 87,11% untuk SKTT 150 kV Grogol-Tomang.
“Hal ini merupakan komitmen kami untuk turut menggerakkan industri dalam negeri,” pungkas Ratna.
Ratna pun mengakui, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan ini tak lepas dari sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Salah satunya muncul saat proses pembangunan Ext 2 LB GIS 150 kV Grogol yang berada di dalam lokasi GIS 150 kV Grogol. Ketika dilakukan penyambungan Ext 2 LB arah Tomang harus melakukan pemadaman total pada 1 Gardu Induk (GI).