sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Potensi Penjualan Lebih Menjanjikan, Mobil Hybrid Dinilai Layak Dapat Tambahan Insentif

Economics editor Ikhsan Permana SP/MPI
08/08/2023 23:27 WIB
Mobil hybrid atau hybrid electric vehicle (HEV) dinilai layak untuk diberikan tambahan insentif.
Potensi Penjualan Lebih Menjanjikan, Mobil Hybrid Dinilai Layak Dapat Tambahan Insentif (Foto MNC Media)
Potensi Penjualan Lebih Menjanjikan, Mobil Hybrid Dinilai Layak Dapat Tambahan Insentif (Foto MNC Media)

IDXChannel - Mobil hybrid atau hybrid electric vehicle (HEV) dinilai layak untuk diberikan tambahan insentif. Pasalnya, HEV mampu mengurangi emisi hingga 50% berdasarkan perhitungan emisi dari tangki bensin ke knalpot.

Pengamat otomotif LPEM Universitas Indonesia, Riyanto mengatakan, selain mampu mengurangi emisi karbon hingga 50%, HEV juga lebih diminati masyarakat dibandingkan dengan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV).

"Saat ini, menjual satu BEV lebih sulit ketimbang dua HEV. Oleh sebab itu, penjualan HEV perlu didorong, lantaran emisi dua mobil jenis ini sama seperti satu BEV," katanya dalam diskusi bertajuk Otomotif, Ujung Tombak Dekarbonisasi Indonesia di kantor Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa (8/8/2023).

Oleh karena itu, Riyanto mendorong agar HEV juga bisa mendapatkan insentif seperti BEV. Pemerintah saat ini memberikan insentif berupa pembebasan Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) untuk BEV.

“Saat ini, BEV mendapatkan insentif BBN dan PKB. Saya kira ini bisa dipertimbangkan juga ke hybrid, karena bisa mengurangi emisi sampai 50%. Jadi, mobil hybrid layak mendapatkan tambahan insentif,” ujar Riyanto.

Menurutnya, mobil hybrid pas digunakan di era transisi menuju netralitas karbon pada 2060. Alasannya, harga BEV saat ini mahal berkisar Rp600-700 jutaan, sehingga pasarnya tipis. 

Memang ada BEV di bawah Rp300 juta, akan tetapi, mobil ini bukan untuk pembeli pertama, melainkan pembeli kedua dan ketiga. 

Artinya, Riyanto bilang, dengan dana Rp200-300 juta, besar kemungkinan masyarakat lebih memilih mobil Internal Combustion Engine (ICE) berkapasitas tujuh penumpang. 

Dia menilai, harga HEV tujuh dan lima penumpang kini lebih mendekati ICE. Dengan demikian, hybrid bisa diandalkan untuk mengurangi emisi di era transisi. 

“BEV memang bisa menurunkan emisi sesuai target pemerintah. Akan tetapi, bisakah volume penjualan BEV sesuai target pemerintah untuk mengurangi emisi?” tuturnya. 

Riyanto memprediksi, total penjualan mobil elektrifikasi, terdiri atas HEV, Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV), dan BEV mencapai 182 ribu unit atau setara 14,8% pasar dengan berbagai macam insentif fiskal pemerintah. Dari jumlah itu, porsi terbesar adalah HEV sebanyak 104 ribu unit, PHEV 327 unit, sedangkan BEV hanya 77 ribu unit. 

Kemudian, penjualan mobil elekrifikasi mencapai 591 ribu unit, terdiri atas HEV 387 ribu unit, BEV 202 ribu unit, dengan porsi pasar 31,8%. 

"Artinya, jumlah itu masih jauh di bawah target pemerintah," pungkas Riyanto. 

(FAY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement