Kurva imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS atau US Treasury bertenor 10-tahun dan 3-bulan menunjukkan, ada 61 persen perubahan resesi dalam 12 bulan ke depan. Secara historis, kurva imbal hasil telah menjadi prediktor yang dapat diandalkan untuk resesi, berdasarkan model Fed New York yang menggunakan data dari 1959-2009.
Sementara itu, sebuah survei terhadap para ekonom oleh Wolters Kluwer menunjukkan bahwa mereka terpecah, dengan 48 persen menyerukan resesi dalam 12 bulan ke depan.
Menurut survei Conference Board, lebih dari 69 persen konsumen di seluruh Main Street percaya bahwa resesi kemungkinan akan terjadi di 2024.
Namun, sudut-sudut C-suite atau eksekutif senior AS telah tumbuh lebih positif. Goldman Sachs baru-baru ini menurunkan prediksi resesi kemungkinan menjadi 15 persen. Sementara, Bank of America memberikan peluang 35-40 persen.
Di sisi lain, 84 persen CEO AS bersiap menghadapi resesi dalam 12-18 bulan ke depan, turun dari 92 persen yang terlihat pada kuartal kedua 2023. (ADF)