Dari sisi permintaan, terjadi peningkatan permintaan terhadap energi. Permintaan terhadap energi naik pada 20/21 sebanyak 2 juta ton. "Permintaan terhadap energi akan terus mengalami kenaikan 2 juta ton pada tahun 21/22," ungkap Dorab.
Menurut dia, penggerak utama pertumbuhan energi adalah biodiesel. Permintaan terhadap minyak nabati untuk makanan juga naik tiga juta ton setiap tahun. Pada saat pandemi, permintaan tersebut turun dua juta ton. Akan tetapi, permintaan mengalami peningkatan dua juta ton pada saat ini.
Senada, CEO Oil World Thomas Milke, memprediksi produksi CPO Indonesia mengalami peningkatan sebesar 1,7 - 1,9 juta ton di tahun 2022. Akan tetapi, menurut Milke, produksi tersebut tidak mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018. Dengan kata lain, pertumbuhan produksi CPO mengalami stagnasi selama 2 tahun.
"Selain CPO, produksi minyak nabati lainnya juga diperdiksi meningkat. Pada tahun 2022, produksi minyak nabati dunia naik 25 juta ton dengan mencatatkan rekor sebesar 611 juta ton," ungkapnya.
Sementara itu, James Fry dari LMC International mengatakan, pandemi Covid-19 yang menghantam China dan India sejak 2020 mengakibatkan penurunan permintaan minyak nabati. Namun permintaan terhadap minyak nabati kembali pulih pada tahun 2021/2022.