sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Produksi Kopi Brazil Merosot 40 Persen, Jadi Peluang Emas Petani Kopi RI

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
17/01/2022 15:36 WIB
Sebagai produsen kopi terbesar di dunia, produksi kopi Brazil tahun ini diperkirakan merosot 40 persen akibat cuaca ekstrem.
Produksi Kopi Brazil Merosot 40 Persen, Jadi Peluang Emas Petani Kopi RI (FOTO: MNC Media)
Produksi Kopi Brazil Merosot 40 Persen, Jadi Peluang Emas Petani Kopi RI (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Sebagai produsen kopi terbesar di dunia, produksi kopi Brazil tahun ini diperkirakan merosot 40 persen akibat cuaca ekstrem. Hal ini menjadi peluang besar bagi produsen kopi Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyebut, kopi nusantara menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional. Katanya, saat ini Indonesia memiliki potensi emas untuk meningkatkan ekspor ke negeri seberang.

"Pada 2020, ekspor kopi sekitar 394.000 ton, dan pada 2021 sekitar 372.872 ton. Meskipun produksi sedikit turun, tetapi harga kopi dunia naik. Jadi kita diuntungkan dengan value yang cukup besar," ujar Masduki dalam dialog Kopi Tanah Air secara daring, Senin (17/1/2022).

Di sisi lain, lanjut Teten, Brazil yang merupakan produsen kopi nomor satu di dunia mengalami penurunan produksi sebesar 40% pada tahun 2022. Hal itu karena Brazil mengalami cuaca yang ekstrem. 

"Nah ini potensi bagi kita untuk meningkatkan produksi di sisi hulu," cetusnya.
 
Menariknya, kopi nusantara juga menggerakkan UMKM dan koperasi baik dari sisi hulu maupun di sisi hilir. Menkop UKM ini berujar bahwa kebun kopi Indonesia didominasi oleh perkebunan rakyat, dimana kopi-kopi di tanah di tanah-tanah marginal dan mampu memberikan lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. 

"Kebun kopi kita yang merupakan perkebunan swasta maupun milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu hanya 4%. Sementara 96% milik perkebunan rakyat yang ditanam di tanah-tanah marginal yang melibatkan sampai 1,5 juta petani," bebernya.

Sedangkan di hilir, lanjut Teten, ribuan kedai maupun warung kopi kini tumbuh pesat. "Kalau kita ngomong nasionalisme ekonomi kita bisa salah satunya mengklaim kopi yang bisa menggeser brand-brand besar," cetusnya. 

Ia melihat, zaman sekarang ini cappuccino kalah dengan kopi susu. Menurutnya, itu karena munculnya kedai-kedai kopi kecil dan ini bukan hanya fenomena Indonesia, di negara lain pun demikian.

"Jadi warung-warung kopi kecil yang kopinya jauh lebih enak, lebih fresh itu bisa mengalahkan brand-brand kopi dari brand luar," tutupnya. (RAMA)

Advertisement
Advertisement