sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Pulih dari Pandemi, World Bank Sebut RI Kembali Jadi Negara Berpendapatan Menengah Atas  

Economics editor Michelle Natalia
03/07/2023 15:54 WIB
Indonesia kembali masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas atau Upper Middle-Income Country (UMIC) versi World Bank.
Pulih dari Pandemi, World Bank Sebut RI Kembali Jadi Negara Berpendapatan Menengah Atas. (Foto: MNC Media)
Pulih dari Pandemi, World Bank Sebut RI Kembali Jadi Negara Berpendapatan Menengah Atas. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Indonesia kembali masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas atau Upper Middle-Income Country (UMIC) versi World Bank. Meskipun berbagai tekanan dan ketidakpastian masih membayangi ekonomi global.

Hal itu sebagaimana rilis World Bank pada tanggal 1 Juli 2023 lalu. Menurut lembaga keuangan tersebut, Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia tercatat naik sebesar 9,8 % menjadi USD4.580 di 2022 dibandingkan USD4.170 di 2021. 

"Indonesia berhasil naik menjadi upper-middle income country, bahkan di saat ambang batas klasifikasinya naik mengikuti kenaikan inflasi global," jelas Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Kacaribu di Jakarta, Senin (3/7/2023). 

Meskipun ambang batas klasifikasi UMIC tahun 2022 naik menjadi USD4.466, pemulihan ekonomi yang kuat menempatkan Indonesia kembali sebagai kelas menengah atas.

Sebelumnya, Indonesia sempat masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas di tahun 2019 dengan GNI per kapita sebesar USD4.070. Akan tetapi, pandemi COVID-19 yang menghentikan hampir seluruh aktivitas ekonomi dunia, menurunkan kembali posisi Indonesia ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah bawah (Lower-Middle Income Country/LMIC) di tahun 2020.

Kembalinya Indonesia ke kelompok negara berpendapatan menengah atas tidak terlepas dari efektivitas penanganan pandemi, pelaksanaan Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN), serta transformasi ekonomi melalui hilirisasi sumber daya alam (SDA). 

"Berbagai instrumen APBN melalui program PC-PEN 2020-2022 berperan penting dalam memberikan bantalan kebijakan di masa krisis pandemi serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional," terang Febrio.

Di sisi lain, dampak signifikan kebijakan hilirisasi SDA telah mendongkrak kinerja ekspor dan memperkuat keseimbangan eksternal Indonesia. Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu pulih cepat dan kuat. 

"Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga kualitas pemulihan perekonomian. Ini ditunjukkan dengan penurunan tingkat kemiskinan kembali menjadi satu digit di tahun 2021 dan konsistensi penurunan tingkat pengangguran yang terus mendekati level pra pandemi," pungkas Febrio.

(FRI)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement