sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

PUPR Ungkap Strategi Wujudkan Konstruksi Bangunan Ramah Lingkungan di IKN

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
16/03/2023 09:49 WIB
Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) diklaim menjadi model pembangunan infrastruktur baru di Indonesia dalam hal pembangunan yang ramah lingkungan. 
PUPR Ungkap Strategi Wujudkan Konstruksi Bangunan Ramah Lingkungan di IKN. (Foto: MNC Media)
PUPR Ungkap Strategi Wujudkan Konstruksi Bangunan Ramah Lingkungan di IKN. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Plt Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko mengatakan, pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) diklaim menjadi model pembangunan infrastruktur baru di Indonesia dalam hal pembangunan yang ramah lingkungan

Mengingat pembangunan ibu kota baru tersebut akan diarahkan pada konsep forest city, yang dimulai sejak Pembangunan infrastruktur dasar. IKN menjadi pionir utama dalam pembangunan tersebut utamanya pada tahap pembangunan awal alias infrastruktur dasar. Ada beberapa upaya yang dilakukan untuk mewujudkan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan di IKN.

"Selain itu ada Waste Management Flow dengan mengelola sampah dan limbah di IKN menggunakan Konsep pengelolaan sampah berbasis Reduce, Reuse, Recycle,” kata Jarot dalam keterangan tertulisnya, Kamis (16/3/2023).

Implementasi konstruksi berkelanjutan dapat dilakukan dengan mengutamakan produk lokal, unggulan, dan ramah lingkungan. Sebagai langkah konkrit, diterbitkan Instruksi Menteri PUPR Nomor 4 Tahun 2020 tentang Penggunaan Non Ordinary Portland Cement (Non-OPC) pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian PUPR. 

Sebab menurutnya penggunaan semen Non-OPC dapat berkontribusi dalam penurunan emisi karbon serta meningkatan akurasi spesifikasi material semen sesuai peruntukan pekerjaan konstruksi. Sedangkan dalam membangun IKN, akan memanfaatkan inovasi teknologi yang mendukung upaya penurunan emisi karbon dan zero waste.

Upaya penurunan emisi karbon dan zero waste tersebut meliputi Integrated Urban Water Management (IUWM) dengan mengelola sistem tata air perkotaan, Smart Water Management System terkait penyelenggaraan penyediaan air minum, daur ulang grey water, serta sistem pemanenan air hujan yang penggunaannya dapat dipantau menggunakan aplikasi.

Jarot menegaskan kembali bahwa kunci penyelenggaraan konstruksi berkelanjutan adalah Kolaborasi Pentahelix antar pemangku kepentingan yang terdiri dari Pemerintah, Dunia Usaha, Masyarakat, Akademisi dan Media. 

“Untuk itu, kita perlu bekerja keras dan bekerja sama untuk menyukseskan agenda besar ini, dengan cara mensosialisasikan, mengembangkan, dan mensinergikan pemakaian material konstruksi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan,” sambungnya.

Deputi Bidang Transformasi Hijau dan Digital Otorita IKN Mohammed Ali Berawi yang juga hadir sebagai narasumber mengatakan, pembangunan IKN memberikan opportunity bagi teknologi konstruksi berkelanjutan di Indonesia. 

“Pembangunan IKN merupakan momentum penting dalam konstruksi. Kita akan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi, sumber daya alam dan resource lokal sehingga IKN akan benar-benar menjadi kota yang green, smart, inclusive, resilient, dan sustainable,” pungkas Ali.

(SLF)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement