Atikah Umiyani/MPI
IDXChannel - Pelemahan rupiah akhir-akhir ini dinilai juga akan berdampak ke pelaku usaha, terutama yang melakukan impor dalam jumlah besar. Hari ini, kurs rupiah bahkan menyentuh level Rp16.252 per dolar AS (USD).
Ekonom Josua Pardede mengatakan, untuk memitigasi risiko nilai tukar, para pelaku usaha dapat mengoptimalkan strategi hedging atau transaksi lindung nilai.
"Sehingga dapat membatasi risiko peningkatan biaya produksi yang ditimbulkan oleh pelemahan nilai tukar," ujarnya saat dihubungi, Rabu (17/4/2024).
Sebelumnya, Kepala Departemen Pengelolaan Moneter (DPM) Bank Indonesia Edi Susianto mengaku pihaknya telah menyiapkan tiga langkah untuk menjaga kestabilan nilai tukar rupiah.
Langkah pertama, yaitu menjaga keseimbangan di pasar spot dan Domestic Non Deliverable Forward (DNDF).
"Menjaga kestabilan Rupiah dengan terus berada di pasar untuk menjaga keseimbangan supply-demand valas di market, melalui triple intervention khususnya di spot dan DNDF," kata Edi saat dihubungi, Rabu (17/4/2024).
Kemudian, kata dia, BI akan meningkatkan daya tarik aset rupiah untuk mendorong capital inflow, seperti melalui daya tarik Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dan hedging cost.
Sementara itu langkah terakhir, BI juga akan berkoordinasi dan membangun komunikasi dengan stakeholder terkait.
Dia menambahkan, berdasarkan catatan BI, selama periode libur Lebaran terdapat perkembangan di global di mana rilis data fundamental AS semakin menunjukkan bahwa ekonomi negara tersebut masih cukup kuat. Tercermin dari data inflasi dan retail sales yang di atas ekspektasi pasar.
