Beberapa perusahaan dan investor luar negeri saat ini diketahui masih memiliki aset yang terpaksa 'terperangkap' dalam yurisdiksi Rusia akibat serangkaian sanksi yang membuat perekonomian Rusia terasing dari dunia luar.
"Saat menetapkan larangan dan pembatasan mata uang asing, prinsip timbal balik harus diikuti, yaitu memberlakukan larangan dan pembatasan hanya dalam kaitannya dengan penduduk negara bagian yang telah memberlakukan tindakan tersebut terhadap Federasi Rusia," tulis pihak Bank of Russia.
Bank Sentral tersebut menyatakan bakal mempertimbangkan liberalisasi, yaitu pembukaan blokir aset, sehubungan dengan negara-negara yang tidak bersahabat, sebagai bentuk tanggapan atas pelonggaran sanksi yang saat ini masih dijatuhkan terhadap Rusia. (TSA)
Penulis: Hafiz Habibie