Menurut Gazprom, sedikitnya ada 58 persen dari penjualan gas alam ke Eropa dan negara-negara lain pada 27 Januari lalu masih diselesaikan dalam euro. Dolar AS menyumbang sekitar 39 persen dari penjualan kotor, dan poundsterling sekitar tiga persen saja. Komoditas yang diperdagangkan di seluruh dunia memang sebagian besar ditransaksikan dalam dolar AS atau euro, yang merupakan sekitar 80 persen dari cadangan mata uang dunia.
"Tidak ada masalah untuk pasokan (gas). Kami hanya berbicara soal (mata uang) itu. Ada rekanan keuangan di Bulgaria yang tidak masalah, dan dapat merealisasikan transaksinya juga dalam rubel. Jadi tidak ada masalah (dengan pembayaran menggunakan rubel). Tidak ada risiko (gangguan). (Terbukti) Bisa dilakukan dan kami ingin semua (negara importir) melakukan hal serupa," ujar Menteri Energi Rusia, Alexander Nikolov, dalam kesempatan terpisah.