IDXChannel - Harga beras di pasaran memang tengah mengalami kenaikan. Menurut Plt Menteri Pertanian Arief Prasetyo Adi mengakui hal itu disebabkan karena faktor produksi yang masih rendah sari petani lokal.
Adi menegaskan kunci stabilitas harga beras di pasar adalah dari sisi produksi. Sebab ketika produksi berkurang, maka penggilingan gabah bakal susah mencari gabah dan otomatis harganya menjadi mahal.
Akhirnya Harga Pokok Produksi yang mahal sejak di tangan penggilingan itulah yang membuat harga beras dipasaran juga semakin mahal. "Kuncinya adalah produksi, hari saya ada di Kementerian Pertanian akan memastikan prouduksi akan lebih baik," ujar Arief di Auditorium Kementan, Kamis (12/10/2023).
Namun demikian, Arief mengaku saat ini yang menjadi fokus utama Pemerintah bukanlah soal harga beras. Melainkan mengamankan ketersediaan beras di pasar agar tidak berkurang meski produksi petani tengah menurun.
"Bisa dilihat, dirumah masih ada nasi, dipasar masih ada beras. Harga berikutnya karena, saat ini kita fokus di Avaibility (ketersediaan)," sambungnya.
Lebih lanjut, Arief memaparkan bahwa saat ini jumlah beras yang dimiliki Bulog sendiri ada sekitar 1,7 juta ton. Hal itu diharapkan mampu menjadi cadangan beras untuk kebutuhan masyarakat.
"Jangan salahin cuaca (produksi padi turun), salahin bagaimana kita me- manage, toh cadangan di bulog masih 1,7 juta ton, jadi cukup," sambungnya.
Sekedar informasi tambahan harga beras memang terus mengalami kenaikan. Catatan Ombudsman RI, bahkan dalam kurun waktu sebulan, Agustus - September 2023 lalu saja beras Premium naik sekitar 11,54%, sedangkan untuk beras Medium naik 5,92% dalam kurun waktu yang sama.
Kenaikan harga beras Premium pada minggu Pertama bulan Agustus sebesar Rp13.610/kg, terus mengalami kenaikan hingga pada minggu ketiga Bulan September harga menjadi Rp15.180/kg. Harga tersebut diambil berdasarkan harga beras rerata nasional.
Sedangkan untuk harga beras Medium, pada minggu pertama Bulan Agustus harganya Rp11.990/kg yang juga terus mengalami kenaikan hinhga minggu ketiga Bulan September lalu harganya sudah berada diangka Rp12.700/kg.
Bahkan harga-harga beras tersebut, baik beras Premium dan Medium sudah berada diatas HET (Harga Eceran Tertinggi) yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan melalui Permendag Nomor 27 Tahun 2017 tengah Harga Eceran Tertinggi Beras.
Lewat kebijakkan tersebut, Kemendag menetapkan harga HET beras untuk kelas Premium sebesar Rp12.800/kg. Namun berdasarkan data Kemendag, sejak bulan November 2022 lalu harga beras sudah mulai diatas HET sebesar Rp12.814/kg.
Sedangkan untuk harga beras medium yang diatur berdasarkan HET tersebut sebesar Rp9.450/kg. Namun sejak bukan Januari 2022 harga beras sudah berada diatas HET yaitu Rp10.362/kg.
(SAN)