sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani: Sejak 2004-2021, Nilai Reformasi Birokrasi di Pemda Masih Rendah

Economics editor Advenia Elisabeth/MPI
13/09/2021 14:05 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani menilai, sejak 2004 hingga 2021, tata kelola pemerintahan daerah (Pemda) belum optimal.
Sri Mulyani: Sejak 2004-2021, Nilai Reformasi Birokrasi di Pemda Masih Rendah (FOTO: MNC Media)
Sri Mulyani: Sejak 2004-2021, Nilai Reformasi Birokrasi di Pemda Masih Rendah (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Keuangan, Sri Mulyani menilai, sejak 2004 hingga 2021, tata kelola pemerintahan daerah (Pemda) belum optimal. Ini bisa dilihat dari nilai reformasi birokrasi di Pemda yang rendah dengan predikat CC dan C.

“Berdasarkan observasi pemerintah sejak tahun 2004 hingga 2021, tata kelola penyelenggaraan pemerintahan daerah belum optimal. Hal itu terlihat dari rendahnya nilai reformasi birokrasi Pemerintah Daerah (Pemda) yang sebagian besar masih pada predikat CC dan C,” kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Senin (13/9/2021).
 
Selain itu, ia mengatakan isu transparansi dan integritas selain kompetensi juga sangat menonjol dan menjadi concern publik selama kurun waktu tersebut. Dimana pada rentan waktu 17 tahun itu terdapat 127 Kepala Daerah yang telah menjadi terpidana kasus korupsi.
 
“Kita juga melihat pengelolaan keuangan daerah yang belum optimal dengan indikasi besarnya belanja birokrasi. Seperti belanja pegawai dan belanja-belanja barang dan jasa yang rata-rata mencapai 59 persen dari total anggaran daerah dalam tiga tahun terakhir ini,” bebernya.
 
Tak hanya itu, bahkan Menkeu menuturkan bahwa kolaborasi antar daerah maupun dalam menciptakan daya saing masih sangat rendah. Baginya, dengan belum optimalnya kapasitas daerah maka akan semakin sulit untuk meraih pencapaian bernegara.
 
“Contohnya penyelenggaraan urusan pendidikan dasar dan menengah yang merupakan urusan yang di desentralisasikan ke daerah. Sehingga apabila daerah tidak dapat melaksanakannya dengan baik maka dampaknya akan terasa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, dan berdampak pula pada kualitas sumber daya manusia ke depan,” pungkasnya. (RAMA)

Advertisement
Advertisement