Sehingga pertumbuhan ekonomi di masing-masing negara dan pertumbuhan ekonomi global bisa sustainable atau terus berlangsung. Menurutnya, tentu bukan hal yang mudah karena setiap negara memiliki kondisi yang berbeda-beda kebijakan fiskal.
‘Seperti di Indonesia yang extraordinary di mana kita membolehkan adanya defisit di atas 3 persen tidak berjalan selamanya, dan semua negara juga situasi yang sama di kebijakan fiskal nya,” katanya.
Agenda kedua, semua negara G-20 akan membahas terkait dampak covid-19 di bidang kesehatan hingga perekonomian. Juga pembahasan mengenai produktivitas dan memulihkan ekonomi kembali.
Agenda ketiga, terkait central bank digital currency. Kemudian agenda keempat terkait sustainable finance. Menkeu menjelaskan, dalam agenda keempat merupakan isu yang juga penting untuk dibahas menyangkut climate change, Green Finance, termasuk bagaimana stimulus atau dukungan di bidang fiskal untuk menciptakan transformasi ekonomi menuju ekonomi yang hijau dan sustainable.
Kelima, mengenai cross-border payment. Keenam, terkait financial inclusion digital and SME. “Ini adalah topik yang sangat sangat penting bagi Indonesia dan juga relevan dan akan menjadi prioritas pada pembahasan G20 finance track,” ujarnya.