Akibat penyaluran BBM subsidi yang salah sasaran, volume penjualan bahan bakar menjadi tak terkontrol. Hal itu yang kian memperberat APBN.
Ketika pemerintah menganggarkan subsidi dan kompensasi BBM Rp502 triliun, diakui Sri Mulyani, sudah ditetapkan volume BBM yang akan mendapatkan subsidi. Hingga akhir 2022, sebelumnya dipatok kuota Pertalite adalah 23 juta KL dan Solar 15,1 juta KL.
Namun pada akhir Juli lalu, jatah Pertalite yang terpakai mencapai 16,84 juta KL atau 73% dari kuota. Sementara dari alokasi Solar, telah terpakai 9,88 juta KL atau 65% dari kuota tersedia.
Oleh sebab itu, dari hitungannya, kuota Solar subsidi diperkirakan bakal habis pada Oktober dan Pertalite akan habis lebih cepat, yakni bulan depan, September.
“Artinya, tiap bulan 2,4 juta KL (Pertalite) habis. Jika (tren) ini diikuti, akhir September 2022 habis (kuota) untuk Pertalite,” tukas Sri Mulyani. (FAY)