"Di masing-masing daerah, tentu perlu untuk saling benchmarking dan meningkatkan prestasinya. Tingkat kemiskinan menurun di semua daerah, namun slope penurunannya berbeda-beda, ini perlu effort lebih untuk menurunkan tingkat kemiskinan sebagai dampak scarring effect pandemi lalu," ungkap Sri.
Pertumbuhan tiap daerah dalam hal ini, sesudah mengalami dampak dari pandemi, pemulihannya juga berbeda-beda. Dari sisi rasio gini, semua daerah membaik dibandingkan tahun 2014, namun kita melihat penurunannya berbeda-beda.
"Kalimantan mungkin yang penggunaannya masih paling kecil dibandingkan daerah-daerah yang lain, dari rasio gini 0,364 di 4 menjadi 0,303 di 2022," tandas Sri.
(SLF)