Dijelaskannya, angka stok beras yang saat ini dimiliki oleh Bulog juga dikhawatirkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi. Mengingat pada awal tahun juga masih paceklik dan baru mulai panen pada Maret 2023.
"Kondisi stok ini dibandingkan dengan kebutuhan bulanan ini jauh, sehingga pemerintah harus top up ke 1,2 juta ton menggunakan impor," lanjutnya.
Lebih lanjut Budi mengungkapkan, penyaluran Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) pada Desember ini diperkirakan tembus 200 ribu ton, untuk melakukan stabilisasi harga di pasar. Sehingga membuat cadangan beras makin tipis, sebab jika tidak dilakukan otomatis harga beras kan naik.
"Stok Bulog yang 399 ribu ton, mesti akan tergerus. Belum untuk Januari, belum bisa panen, ini yang membuat pemerintah harus sigap," pungkasnya.
(FAY)