IDXChannel - Stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) telah mencapai 3,7 juta ton. Hingga akhir Mei 2025, stok tersebut diproyeksi terus bertambah hingga menyentuh angka 3,8 juta ton.
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, memastikan pemerintah akan melakukan intervensi selektif untuk menjaga harga beras tetap stabil di tengah stok yang melimpah.
Adapun langkah yang diambil adalah dengan menjaga harga di tingkat petani tidak turun di bawah Rp6.500/kg. Selain itu, dia menugaskan Bulog agar menyerap beras secara hati-hati, terutama pada periode Juni-Juli, saat tren harga di tingkat produsen cenderung turun.
"Indonesia saat ini memiliki cadangan yang sangat cukup," ungkap Arief dalam keterangan resminya sebagaimana dikutip pada Kamis (22/5/2025).
"Presiden juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan produsen dan konsumen. Di satu sisi petani harus dilindungi harganya, dan di sisi lain masyarakat juga harus bisa membeli beras dengan harga yang wajar,” tambahnya.
Adapun peningkatan CBP dibandingkan tahun-tahun sebelumnya berasal dari transfer stok 2024 sebesar 1,8 juta ton ditambah dengan surplus produksi 2025 yang diperkirakan mencapai sekitar 8 juta ton.
CBP disiapkan sebagai antisipasi berbagai kebutuhan pemerintah antara lain bantuan pangan dan intervensi pasar melalui program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).
Arief mengklaim Indonesia telah berada pada posisi swasembada beras. Dengan produksi nasional di atas 32–33 juta ton, pemerintah optimistis tidak perlu melakukan impor.
Bahkan Arief meyakini Indonesia akan mampu melakukan ekspor 2 ribu ton beras ke Malaysia, sesuai dengan kondisi ketersediaan pangan nasional ke depan.
"Kita semua saat ini sedang fokus untuk menyiapkan CBP. Nanti pada saat produksinya sudah sangat stabil, kemudian cadangan pangan pemerintah cukup, relatif lebih aman, harusnya kita juga bisa melakukan ekspor pada saat CBP tinggi dan produksi bisa dipastikan baik," ujarnya.
(Febrina Ratna Iskana)