Selain melalui konsorsium, dukungan juga diberikan oleh Wijaya Karya sebagai anggota konsorsium kontraktor yang mendukung pekerjaan subgrade, stasiun dan beberapa pekerjaan kritikal lain.
Ada pula PT PLN (Persero) untuk penyediaan listrik dan Telkomsel untuk frekuensi Global System for Mobile Communications-Railway (GSM-R). Proyek KCJB merupakan salah satu proyek strategis nasional (PSN) yang diproyeksikan akan memberikan dampak positif, tidak hanya di sektor transportasi tetapi juga perekonomian.
"Kami akan terus optimalkan kereta cepat pertama di tanah air ini. Nanti jika sudah terhubung antar moda LRT di Jakarta, lalu kereta cepat, dan kereta lokal di
Bandung, maka kita memiliki paket integrasi antar moda terbaik di tanah air," ucap dia.
Setelah pembangunan skala penuh dimulai pada Juni 2018, proyek kolaborasi Indonesia dan Tiongkok ini telah melakukan uji coba operasional yang disaksikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Tiongkok Xi Jinping.
Kereta Cepat Jakarta Bandung pun ditargetkan beroperasi penuh pada pertengahan 2023. Saat ini persiapan sudah on track, dan telah dilakukan kunjungan oleh Presiden Jokowi pada 13 Oktober 2022 lalu.
Erick menilai hadirnya KCJB menjadikan Indonesia sebagai negara yang memiliki layanan kereta api cepat pertama di Asia Tenggara. KCJB menjadi alternatif moda transportasi massal bagi masyarakat yang ingin bepergian.
Tidak hanya itu, proyek ini memberikan dampak sosial ekonomi dan lingkungan, antara lain berupa penciptaan lapangan pekerjaan, baik saat pembangunan proyek dan setelah pengoperasian, mengurangi kemacetan, mengurangi emisi dan penggunaan BBM.
Lalu, penghematan waktu perjalanan, potensi pengembangan kawasan baru atau pertumbuhan ekonomi di sekitar stasiun, peningkatan konektivitas dan kemudahan pengguna, peluang usaha, khususnya UMKM yang dapat menimbulkan multiplier effect, serta pertumbuhan ekonomi masyarakat.
(FRI)