Di sisi komposisi, dari pendapatan usaha Rp19,7 triliun, masing-masing entitas holding memberikan nilai yang berbeda-beda.
Pindad, misalnya, menyumbang 32%, Len Industri 24%, Dahana 17%, Dirgantara Indonesia 14%, serta PAL Indonesia 13%.
"Jika kita lihat dan kita me-maping-kan terhadap audited 2021, PT Len itu hampir sama, Pindad mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan 2021, PAL mengalami peningkatan juga, Dahana signifikan mengalami peningkatan," ujar Bobby.
Hanya Dirgantara Indonesia yang mencatatkan penurunan jika dibandingkan dengan capaian 2021. Menurutnya, penurunan pendapatan usaha disebabkan oleh pergeseran dari jadwal perolehan kontrak yang belum efektif dan banyak terjadi di internal PTDI. (NIA)